Translate

Senin, 03 Februari 2014

count down

Perpisahan membuat kita menyadari arti sebuah pertemuan
Perpisahan membuat kita menghargai waktu kebersamaan

Belakangan ini, saya benar-benar memanfaatkan waktu kebersamaan yang sebisa mungkin saya ciptakan 
  
Entah kenapa, saya melakukannya seolah-olah hal ini akan merubah kenyataan untuk berpisah..

Ya, walaupun sedikit, tapi saya rasa cukup untuk menutupi rasa kehilangan yang mau tidak mau harus saya rasakan nantinya

Sedih,  berat hati, dan kecewa menjadi nilai mutlak dalam sebuah perpisahan     
                   
Tidak pernah terlintas di pikiran saya kalau manusia inilah yang membuat mata saya mengalirkan Niagara bila teringat kalau kami akan berpisah

Kadang saya memperhatikan wajahnya, wajah dengan dua tahi lalat di hidung yang semakin mempermanis parasnya dan diam-diam bertanya kepada pelukis paras cantik itu, “Tuhan, kenapa dia? Kenapa saya? Kenapa kami bertemu dalam pertemuan yang berakhir dengan perpisahan tak terduga?”

Kembali saya teringat saat pertama kali dia memberitahukan berita ini, awalnya saya mengira dia sedang bercanda, dan saya berharap dia memang benar-benar bercanda, tapi ternyata..
“Beneran lind, saya mau pindah”  

Kalimat itu seperti pil penghenti aliran darah dalam pembuluh aorta saya

Saya diam sejenak, sambil membuka portal gramedia lalu bertanya, “Kenapa kamu pindah?”

Matanya berkaca-kaca, sambil memaksakan sedikit senyum agar tidak ada butiran air yang jatuh ia mulai menjelaskan.

Saya mencoba untuk fokus pada apa yang sedang ia jelaskan

“… baru kamu yang tau lind”  Suaranya bergetar, bola matanya mengarah ke atas sembari jari lentiknya mencoba menangkis tetesan air dari pelupuk matanya. Kalimat itu mengakhiri penjelasannya.
“Jangan nangis mel, bikin repot”  kalimat yang berasal bukan dari hati; hanya mencoba untuk terlihat tegar.

Dia memukul bahu saya dan tertawa kecil.

Satu bulan berlalu, dan sekarang tinggal menghitung hari menuju perpisahan itu.
11 Tahun saya mengenal gadis ini. Gadis berumur 17 tahun tepat 21 Januari yang lalu, dengan badan proporsionalnya setinggi 165cm, wajah cantik dengan rambut keriting pirang, ukuran sepatu 40/41,ukuran baju L,  sangat parno dengan hantu, perfectionism, menjalin hubungan dengan MVP DBL West Nusa Tenggara Series 2013 sejak dua tahun lalu, suara khas bebek sopran, cita-citanya ingin menjadi designer di UK, pingin punya suami bule, sedang mencoba belajar ngomong british. Sangat suka Big Time Rush, terobsesi dengan Alli Simpson, mendukung Miley Cyrus, suka Glee, dan baru-baru ini suka Twenty for Seven, Kalau makan yang pedes langsung sakit perut tapi suka makan pedes, suka banget nonton akun stillababe di youtube, ringtone handphone-nya Macklemore-Thrift Shopping, pake garskin warna merah nyeleng, dia tidak mau kuliah, belakangan ini suka banget makan rujak, kalau gereja tergantung Pastornya,terlahir dengan nama

Agustina Mela
Hey there what’s up!  Listen to this

https://soundcloud.com/elisabeth-linda-p/curhat-tengah-malam

As I said, I wish we will find the “good”  in our “good bye”
Gonna miss you so damn, ily!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar